Minggu, 21 Desember 2014

Tentang (Adab) Bangun (dan) Tidur

Badai es “arare” kembali mengguyur Kanazawa pagi ini, sesaat sebelum kami memutuskan keluar rumah.., membuat tanah yang sudah memutih bertambah beku dengan tumbukan es sebesar batu-batu kerikil. Winter datang lebih cepat tahun ini. Seingat saya tahun lalu ketika saya pulang ke Indonesia dan baru balik lagi ke Jepang tanggal 21 Desember 2013, cuaca meskipun dingin tapi suhu masih berkisar 10-15 oC, dan salju baru turun sekitar pertengahan Januari 2014. Tapi kuasa Allah, tanggal 5 Desember lalu salju turun sangat lebat. Maka sampai hari ini pun suhu tak jua mau beranjak dari 0oC. (Ini nulisnya sambil selimutan, pake baju tebel, kaoskaki, plus mencari posisis ueeenak di bawah Ac, xixixi...)
Dan seperti biasa, rutinitas pagi selalu diawali dengan segenap rasa untuk menyingkirkan “futon”, mengalahkan kantuk dan dingin yang merasuk. Berdiam sejenak dan mengumpulkan berjuta semangat untuk memenuhi panggilanNya, kemudian kembali berkutat dengan kamar mandi dan dapur (tiap hari pasang alarm dari 2 hape yang diseting dengan selisih 10 menit sekali^^). Kebangetan banget ya...? Padahal subuhnya jam 5.29, matahari terbit jam 7.01,dan maghrib jam 16.42, tapi tapi tapi rasanya tiap hari pengen tidur, malas gerak XD.
Saya jadi teringat dengan kalimat nasihat yang disampaikan oleh Sister Nasheema (beliau adalah guru ngaji kami, orang Pakistan, seorang hafidzah, pun begitu putra-putri beliau, semoga Allah SWT memuliakan beliau dan keluarganya) Ahad kemarin, "bahwa indikator keimanan seseorang yang paling mudah terlihat adalah solat subuh." Seseorang yang keadaan imannya baik, maka dia akan bersegera bangun untuk menjalankan sholat subuh, karena Allah dan Rasul-Nya senantiasa berada di hatinya, menjadi penyemangat hidupnya... tapi sebaliknya, seseorang yang “enggan” dan bermalas-malasan menjalankan sholat subuh, maka bisa dipastikan bahwa imannnya lemah. Dan semoga Allah memudahkan saya dan keluarga untuk segera memenuhi panggilanNya, meskipun setiap hari masih terus mengumpulkan berjuta tekad dan semangat. Aamiin.... Percayalah, hal terberat yang dilakukan ketika musim dingin adalah bangun di pagi hari dan berurusan dengan air karena rasa kantuk akan membuatmu tetap terlelap di balik selimut, hiks... T.T...
Allah berfirman dalam Al Quran Surat Adz-Dzariyat (51) : 15-19,
إنَ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ. ءَاخِذِينَ مَآءَاتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذلِكَ مُحْسِنِينَ. كَانُوا قَلِيلاً مِّنَ الَليْلِ مَايَهْجَعُونَ. وَبِاْلأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ. وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقُّ لِّلسَّآئِلِ وَالْمَحْرُومِ
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air. Sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka. Sungguh, sebelum itu, mereka ketika di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah Subhanahu Wata’ala) Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang menjaga dirinya dari meminta-minta.”
Hal terberat kedua di musim dingin adalah “membangunkan” anak-anak. Sebagai ibu, sungguh tak tega rasanya membangunkan kedua kakak beradik yang sedang terlelap. Mukanya polos, tubuh mungilnya memeluk guling dan kepalanya berada dibalik selimut mereka yang tebal, maka setiap malam sesaat sebelum tidur... ummi akan bekerja keras menguatkan tekad anak-anak agar bersegera bangun di pagi hari, salah satu caranya adalah dengan membiasakan kepada mereka untuk melakukan amalan-amalan sebelum tidur. Dan MashaAllah, meskipun tiap pagi harus diiringi dengan tangis si adik yang “kehilangan” bantal tangan (lengan) umminya, xixixi... tapi sampai hari ini, membangunkan anak-anak di pagi hari adalah hal terindah dalam melatih KESABARAN seorang ibu... (SeBENERNYA MAU NULIS COBAAN, tapi seorang ibu harus pandai memilih kata-kata yang hendak ia ucapkan, fufuffu... #nyungsep dibalik selimut) Oleh karenanya... Selamat Hari Ibu!! Sungguh seorang ibu itu LUAAAARRRR BIAAASAAAA... :D (Mendadak kangen mamak, pengen pulang.... Ya Allah T.T)
Ngomong-ngomong saya juga pengen berbagi tentang adab-adab seorang muslim yang akan beranjak tidur dan adab seorang muslim ketika bangun tidur sesuai dengan sunnah Nabi SAW. Adab-adab tersebut bisa teman-teman tengok di link ini. Tentang keutamaan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, bisa teman-teman lihat di sini.
Jika mimpi buruk, bangun, kemudian berdoa أَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَان وَسَيِّئاَتِ اْلأَحْلاَمِ (Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari perbuatan syetan dan buruknya mimpi) dan kembali tidur dengan merubah posisi tidur.
Sebelum mempraktikannya, saran saya adalah... Just Do It! Nampaknya banyak, tapi... lakukan saja, Bismillah... inshAllah semua akan terasa mudah... Manfaat mengikuti sunnah Nabi terutama tetang adab ini adalah inshaAllah seluruh malam-malam kita akan bernilai ibadah, dijauhkan dari segala godaan syetan dan kejahatan tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, serta inshaAllah ketika bangun di pagi hari, badan yang terlah capek seharian beraktivitas sehari lalu akan terasa segar setiap hari. ^^ Percayalah, jaminan 100% pahala dari Allah :D
“Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun (HR Ibnu Majah)”
Dan dinginnya pagi inshaAllah tidak akan membuat semangat kami menjadi lentur. Bismillah... Menembus dinginnya pagi, bersiap berangkat ke sekolah...
بِسْمِ اللَّهِ ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ ، وَلا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّه
Dengan menyebut nama Allah, aku menyerahkan diriku pada Allah dan tidak ada daya dan kekuatan selain dengan Allah saja.

Rabu, 20 Agustus 2014

Tentang Konsistensi dan Kontinuitas

Waktu Salsa berusia 1,5 tahun... Saya ingat betul... Salsa dapat berbicara lancar dan runtut menceritakan peristiwa yg dialaminya.
Waktu itu Salsa jatuh, pas main di tempat mbah uyut sama mbah uti, pulang-pulang nangis sesengggukan, lalu saya pun bertanya... "Kenapa? Kok nangis?"
Lantas Salsapun menjawab, "Ummi, tadi Salsa jatuh, lari-lari, trus kakinya berdarah, sama pakde Win dikasih betadin di tempat de Nur, sambil digendong uti, betadin itu perih, trus Salsa nangis keras, kata uti dikasih betadin biar cepat sembuh" (Usia 11 bulan Salsa bisa jalan, sekaligus ngomong :)
Saya sempet kaget, di usia 1,5 tahun salsa memiliki kosakata bahasa yg lebih daripada anak seusianya,,,
Sejak, saat itu, saya menyadari "potensi" besar yang dimiliki Salsa... Kemampuan verbalnya bagus...
Salsa paling hobi bercerita, membuka2 buku kemudian menceritakan kembali pada adiknya atau ummi, abi, yang pura-pura jadi murid Bu Guru Salsa ;) (meski kadang adiknya yg mau jd guru, gak mau jd murid ;)
Setiap hari, saya meminta Salsa untuk membacakan cerita, kemudian menceritakan isi bacaan tersebut... meski masih terpatah-patah, tapi..., "kalau mau berusaha, pasti bisa." Katanya :D Dan hampir tiap hari ketika abi pulang, selalu dapat surat dari Salsa... Hihi..,
Saya juga membiasakannya utk menuliskan cerita dalam buku harian, tentang peristiwa atau hal menarik apa yang Salsa alami hari ini, atau tentang suatu benda, dll...
Dari sini, Salsa belajar banyak... Dan saya juga banyak belajar... tentang rasa syukur dan kesabaran yang tiada batas untuk menjadi seorang ibu.
Biasa sepulang sekolah dengan sendirinya Salsa belajar mengatur jadwal hariannya... Saya membebaskan dia utk melakukan apa saja yang ia suka setelah apa yang harus Salsa lakukan hari itu dilakukannya, maka dengan sigap anak ini akan mengerjakan apa yg menjadi "kewajibannya" jdi setelahnya bisa lebih leluasa mendapatkan "me timenya" hihi..,
Yang saya pelajari dalam mengajarkan sesuatu pada anak adalah "konsistensi dan kontinuitas" ;)
Alhamdulillah sampai sekarang anak ini tetap semangat.., ya meskipun sekali dua kali masih moody, (namanya juga anak-anak ;)
Trimakasih ya, Nak... karena kau selalu berusaha lebih baik hari ini...

Minggu, 03 Agustus 2014

Awal Bulan Agustus

Dikejarrrr deadline... serasa pengen kabiiiuuur... wkwkwk...
Berhari-hari mantengin layar laptop selebar 10 inchi... utak-atik naskah, edit naskah, kembali tenggelam dalam tarian simbol-simbol mathtype, tak jarang membuat jari-jari ini serasa keriting, menuliskan huruf, kata, simbol huruf, dan angka dalam font myriad pro 10... membaca satu per satu, dan eeeemm.... sepertinya mata saya dalam beberapa hari ke depan juga bakalan berakomodasi maksimum ini... >.<
Berkutat dengan tata bahasa baku, mendadak mengingatkan saya akan pengalaman 6 tahun silam, saat bulan-bulan pertama pernikahan... (biarlah saya sedikit berkhayal, bye bye mathtype... yihaaa... :p)
Hampir setahun saya menikah, saya pikir suami saya adalah orang paling aneh bin ajaib (sama seperti tebakan saya sebelum menikah, xixixi...). Bagaimana tidak? Mungkin waktu itu suami saya adalah orang yang paling baik dalam berkomunikasi lisan dan tulis karena dalam setiap percakapan baik langsung maupun tidak beliau selalu menerapkan ejaan yang disempurnakan. Setiap pembicaraan, beliau selalu menggunakan kata standar dalam kamus besar bahasa Indonesia, tak terkecuali dengan istrinya (alamakkk... tutup muka pake hp :p). Entah mau ngomong apa atau sekedar sms apa, beliau selalu menggunakan kata 'saya' untuk sapaan dirinya. Dan tentu saja hal itu akan membuat saya melongo, kemudian mendadak tertawa dalam hati dan tertawa sendiri (tak tega tertawa di depannya :D), apalagi bagi orang yang "gaul" (qkqkqk) dan keren macam saia... ahahaha...
"Mbok iyao... nek sms sama istrinya itu menggunakan bahasa yang luaarrr biasa gitu loh, Mas", sapa saya suatu ketika, tapi "ya" itu komentarnya dataaaarrrr.... dan ekspresi wajahnya juga dataaaarrrr... hanya sedikit senyum, tanpa memperlihatkan gigi-giginya... Apakah mungkin beliau tertekan punya istri yang ceria bin humoris seperti saya >,< ? ( atau harusnya sebaliknya, ada yang bertanya, apakah saya tertekan punya suami macam beliau? hiks.. hiks.. hiks..)
Sungguh alangkah benar kata seorang teman saya bahwa beliau itu "aneh" (hayooo... yang ngaku temen suami saya ngacung :p :p)
(Maapkan, Bi... sungkem sik mumpung masih lebaran :D).
Tapi dari semua itu saya menjadi tahu bahwa beliau selalu sederhana dan apa adanya, dan menggunakan bahasa yang baik itu perlu untuk menghormati dan menghargai lawan bicara... Dan ternyata saya menemukannya lebih banyak menulis dalam tulisan ilmiah, sedikit lebih baik di usianya, dalam setiap tahapan langkahnya... Dan ini adalah publikasi dalam jurnal international pertamanya di tahun pertama studi doktoralnya...
"Tunable Rashba effect on strained ZnO: First-principles density-functional study" (lengkapnya bisa didonlod di sini)"
Terbit tepat di usia yang ke-28, 23 April 2014. Alhamdulillah... ;)
Ditulis untuk suami saya "don't ever change yourself to impress someone, just be yourself ;) Karena aku suka kamu yang apa adanya. Titik ;p

Senin, 23 Juni 2014

Pit Onta : Cerita dari Selatan Kota Jogja

Prakiraan cuaca memang sering tidak tepat akhir-akhir ini, padahal biasanya sangat tepat hingga ke prediksi tiap jamnya... Yah, namanya juga prakiraan, prakiraan meski dibuat manusia dengan pertimbangan dan pengamatan dari perlengkapan yg canggih tak akan bisa "menghalau" kehendak-Nya. Seperti juga hidup, kadang semua sudah tertata dengan rapi, terencana dengan baik, dan bayangan ke depan betapa indahnya karena jalan yang lapang teredia di sana, tapi kembali lagi kewajiban manusia adalah bedoa, berusaha, kemudian setelah segala daya dan upaya itu maksimal, maka yang bisa dilakukan adalah dengan berserah diri pada-Nya. Maka hidup itu selalu ada pilihan rasa yang berbeda, ada manis, pahit, asam juga asin... semua memberi warna tersendiri bagi diri kita, memberi polesan agar kita menjadi halus dan berbudi karena terbiasa diasah dalam berbagai keadaan.
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita untuk mencoba, karena di dalam mencoba itu kita meneukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil, begitulah kutipan penyemangat dari Buya Hamka ;)
Di antara kesendirian yang selalu menghampiri ketika siang tiba, teringatlah saya akan sebuah cerita di sebuah desa di belahan selatan Yogyakarta, di sana hiduplah kakek dan nenek yang bersahaja. Kehidupan yang baik mewarnai mereka dan menjaga mereka untuk tetap bersama, dalam suka dan duka hingga suatu ketika maut menjemput belahan jiwa nenek itu. Kini beliau tinggal sendiri, meski didekatnya ada anak, cucu, dan cicit mereka, tapi rasa kehilangan yang dalam membuat rambutnya lebih cepat memutih.
Di usianya yang mulai senja, lebih dari 80 tahun, nenek tetep rajin berjualan tempe, dengan berjalan kaki ke pasar, meski sudah "dilarang" anak cucunya tapi jawaban beliau selalu sama, "Arep ngopo nek mung gor tengak-tenguk pendak ndino? Ora Ana manfangate." (Untuk apa jika hanya duduk duduk sepanjang hari? Tidak akan ada manfaatnya). Ya sudahlah, mungkin begini cara beliau mengisi hari-harinya, mengusir segala kesunyian, dengan memberi manfaat bagi banyak orang, pergi ke pasar, menyambung silaturahim dengan bertemu dengan banyak orang, atau sekedar membelikan jajanan pasar untuk cucu-cicitnya dengan uang hasil jerih payah beliau sendiri, maka akan tumbuh menjadi daging dan tulang yang kokoh karena cinta dan doa dari orang yang tulus seperti neneknya, buyutnya ;)
Sabar lan sukur iku ilmu sing paling angel lakonane, Nanging sapa sing bisa nglakonine, Kamulyan ganjarane.
Selama hayat, kakek, "Pak Wo" tidak pernah mempunyai pekerjaan tetap, sesekali hanya menggarap sawah. Tulang punggung keluarga adalah nenek, "Mbok Wo" yang setiap hari berjualan daun pisang di Pasar Sentul di jantung kota Jogja "neng kuto (di kota)," kata Pak Wo. Setiap fajar selepas sholat subuh di masjid, Pak Wo mengantar Mbok Wo ke Pasar Sentul dengan pit onta, sepeda tuanya, menempuh jarak yang tidak dekat (butuh sekitar 25 menit dengan kendaraan bermotor sekarang). Berjualan daun pisang, dapatkah kau bayangkan hanya dari berjualan daun pisang dapur rumah bambu Mbok Wo bisa terus mengepul? Dengan keeanam anaknya yang masih balita dan hanya terpaut usia 1-2 tahun? Begitulah kuasa Allah, meski dalam segala keterbatasan, kadang makan kadang tidak, nasi jagung, nasi aking, dan segala macamnya adalah variasi menu yang tak pernah jauh dari keluarga itu. Kadang makan kadang tidak adalah suatu hal yang biasa ;) Suatu hal yang pasti dan harus kau percaya beliau berdua tidak pernah meninggalkan apa yang menjadi tiang agamanya, sholat, dan jujur meski beliau bukan orang yang berpunya, meski beliau tidak pernah bersekolah, meki beliau hanya seorang petani, pedangang di pasar, meski beliau buta aksara, tapi "Eling-elingono sopo sing bakal nemu kamulyan sesok, insyaalloh anak turunku amarga Gusti Allah maha pengasih".
Mbok Wo adalah anak kedua dari 5 bersaudara yang sudah terbiasa menjadi tulang puggung keluarga karena sejak kecil telah ditingal pergi kedua orang tuanya, maka mau tak mau beliau harus ikhlas menghidupi ketiga adiknya yang kala itu masih kanak-kanak bersama dengan kakaknya, hingga bertemulah beliau dengan Pak Wo yang hanya bekerja serabutan tapi dengan sabar mendampinginya hingga akhir hayat. Tak ada orang yang pernah menderita kemiskinan semiskin keluarga mereka kala itu, begitulah cerita banyak tetangga, hingga saking miskinnya banyak yang enggan jika dimintai bantuan karena masa mengembalikannya akan sangat lama. Dikata rumah seperti kandang sudah biasa, jangankan untuk memperbaiki rumah, mememenuhi kebutuhan sandang pangan saja begitu susahnya,namanya wong kere, masyaAlloh...
Selalu ada saja rencana Allah, putra pertamanya meninggal,tetanus, ketika usianya sekitar 12 tahun. Kata Mbok Wo, putra pertama inilah yang selalu menjadi tangan kanannya, maka bagaimanalah rasa ditinggal pergi putra terkasih? Putra ke dua, ketiga, dan keempat putus sekolah di tengah jalan, tidak dapat menyelesaikan pendidikan sekolah dasar karena keterbatasan biaya, begitu juga putranya yang keenam, hanya mampu mengenyam pendidikan hingga sekolah menengah saja. Hanya putra kelima yang mampu mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi karena merantau ikut orang ke kota, sejak sekolah menengah hingga kuliah bekerja serabutan menjadi kernet, dan penjaga warung untuk menyambung sekolahnya. Kini beliau menjadi guru sekolah dasar di kota Jogja, sepadan dengan usahanya yang bercita-cita mencerdaskan generasi muda karena ilmu adalah satu-satunya cara untuk memperbaiki hidup bukan? Putra keduanya menjadi kontraktor, sehingga bisa memperbaiki "rumah kandang" yang dulu bukan? Membangun rumah yang lebih layak untuk dihuni sehinggga tidak perlu berlarian ketika atap bocor, tidak perlu memakai sandal ketika di dalam, dan tak perlu bercampur dengan bau kotoran binatang ketika tinggal bukan? Putri ketiganya menjadi pengusaha katering, sehingga bisa tiap hari makan apa saja yang dulu tak pernah bisa dimakan bukan?, tidak perlu makan nasi jagung, nasi aking dan menahan lapar yang terus mengigit perut bukan? Putri keempat dan kelimanya menjadi penjahit, sehingga tiap hari bisa berganti baju bukan? tak harus memakai baju bekas tak layak pakai lagi kan? Putra-putrinya aktif menjadi pengurus muslimat NU dan mengirimkan anak-anak mereka untuk mengenyam pendidikan agama lebih dari orang pada umumnya, untuk nyantri di pesantren, berharap bisa melengkapi ilmu yang bermanfaat di dunia dan di akhirat :)
Ora ana pujian tanpa ujian. Ora ana mulyo tanpa pacoba. Ora ana sugih tanpa wani nggetih. Ora ana tentreming ati tanpa cedhak Gusti. (Tidak ada pujian tanpa ujian.Tidak ada kemuliaan tanpa cobaan.Tidak bisa menjadi kaya tanpa bekerja keras.Tidak ada tentramnya hati tanpa dekat dengan TuhanNya.)
Beginiah dengan mudah Allah memutar roda yang tadinya di bawah perlahan mulai naik ke atas? Keadaan berkebalikan dengan siap yang suka menghujat dan menghina, karena kita memetik apa yang kita tanam, kalau tidaklah bertemu pada diri kita buahnya dapat dirasakan oleh anak keturunan kita bukan? Cucu-cucunya adalah orang yang pertama kali mengenyam pendidikan di universitas negri ternama di kota Jogja di desa itu.
Putra keduanya mempunyai 4 orang anak, anak pertama menjadi kontraktor seperti ayahnya, anak yang kedua menjadi anggota TNI AD yang bertugas di Surabaya, putranya yang ketiga mengabdi di PMI kota Jogja, dan putrinya yang keempat menjadi guru SD.
Putri ketiganya mempunyai 3 orang putra, putra pertamanya bekerja di perusahaan milik jepang di Batam, putra keduanya menjadi guru di SMA Pleret, dan putra ketiganya menduduki jabatan fungsional di perusahaan Toyota di Jakarta.
Putri keempatnya mempunyai 2 orang anak, putri pertamanya memutuskan meninggalkan kuliah S2-nya untuk menemani suaminya yang sedang melanjutkan studi doktoralnya di Jepang bersama dengan kedua putrinya, karena kau harus lihat betapa keras suamimu berjuang (pissss... :p), putranya yang kedua menjadi pegawai Bank Indonesia kantor cabang Yogyakarta.
Putra kelimanya mempunyai seorang putra tunggal yang sekarang baru menempuh pendidikan sekolah menengah atas. Sedangkan putri keenamnya mempunyai 2 orang anak, putra sulungnya sedang menempuh S1 pendidikan guru teknik mesin di UNY, dan putri bungsunya masih di sekolah menengah pertama.
Begitulah sekedar cerita, kesuksesan dunia itu hanya pandangan manusia, harusnya setiap orang iri itu karena melihat ketaatan orang lain karena kesuksesan ibadahnya untuk bekal di akhirat ;)
Mlarat Sugih iku ukuraning manungsa, Bagus ayu mung WINATES ING KASAT MATA. Kabeh manungsa iku padha, Sing beda mung amal nyata. (Miskin Kaya itu hanya ukuran manusia.Wajah rupawan hanya terbatas dipandangan mata.Semua manusia itu sama.Yang membedakan cuma amal.)
*Cinta itu adalah#
Cinta itu adalah... Ketika kita selalu mengingat seseorang, tapi seseorang itu sama sekali tidak mengingat kita. Kita tetap selalu yakin atas cinta kita.
Cinta itu adalah... Ketika kita selalu menjadi yang pertama peduli, selalu menjadi orang terakhir yang menyerah. Meski seseorang tersebut tidak tahu. Kita tetap selalu yakin atas cinta kita. Tidak berkurang walau sejengkal.
Cinta itu adalah... ketika kita mengorbankan apapun milik kita. Tanpa berharap seseorang akan membalasnya. Kita tetap bersedia melakukannya. Tidak berkurang rasa cintanya.
Cinta itu adalah... Ketika kita selalu lirih menyebut namanya dalam doa. Meski seseorang itu sedang tidur, jauh, bahkan tidak menyadarinya. Kita tetap berharap yang terbaik. Tidak berkurang keyakinan kita.
Itulah cinta yang sejati. Tidak perlu jauh-jauh mencarinya. Cinta seperti ini ada pada Ibu kita.
Baca ulang sajak ini dari awal, sambil membayangkan Ibu-Bapak kita semoga paham hakikat cinta yang baik. (Tere Liye)

Rabu, 28 Mei 2014

Hamil (lagi) :D

Bermacam pikiran lalu lalang di kepala, menguras lebih banyak tenaga dari biasanya. Ada sesuatu yang terasa aneh dalam diri saya. Karenanya saya putuskan untuk pergi ke klinik bersama kedua putri saya pagi ini. Jam 10 lewat, giliran saya masuk ruang periksa. ``Ada yang salah dengan saya, Dok?`` Beliau tersenyum... ``Selamat ya, Bu... jaga kesehatan untuk bulan-bulan ke depan.``
Ternyata hal yang selama ini saya `takutkan` terjadi juga. Hamil (lagi?). Pulanglah saya dengan perasaan bercampur aduk, saya tidak tau apakah saya harus senang, sedih, atau yang lain? Bukankah semestinya saya senang? Marilah menemani saya menangis di pojokan meratapi semua kekhawatiran :(
Tinggal di negeri orang, menemani suami yang sedang sibuk-sibuknya penelitian, membawa 2 putri tersayang bukan suatu hal yang mudah apalagi dunia yang baru ini benar-benar terasa asing. Bukan tidak senang saya hamil, bukan... bahkan akan sangat senang jika saja... jika saja waktunya `pas`. Setidaknya pas menurut saya. 2x hamil, 2x hiperemesis, dan 2 kali opname membuat saya sedikit trauma akan kehamilan... Pengalaman `nyidam` yang luar biasa menguji kesabaran membuat saya (dan suami yang merasa kasihan dengan saya) memutuskan untuk memberi jarak untuk melahirkan anak ketiga, setidaknya setelah kami pulang ke tanah air, sehingga ada banyak sanak dan sodara yang siap membantu setiap saat (ngarep, hehehe). Lha di sini? Sekarang saya tak sendiri, sudah ada 2 putri. Ah.. lagi-lagi saya tidak bisa menghilangkan pikiran-pikiran buruk yang merasuk. Jika Allah sudah berkehendak demikian, pastilah Ia tahu yang terbaik dengan keadaan kami sekarang bukan? ... tapi... tapi kenapa ketakutan itu senantiasa datang?
Hipermesis pada 2 kali kehamilan saya akankah terjadi juga pada kehamilan yang ketiga? Saya tidak sanggup bahkan hanya sekedar membayangkan ketika harus keluar masuk RS gara-gara gejala yang satu ini. 2 kali hamil cukup memberikan pelajaran yang berharga bagaimana saya harus benar-benar bedrest di triwulan pertama dan kedua... hingga menegakkan kepala saja saya tidak bisa. Saya ingat, pada tahun pertama pernikahan kami, bulan keenam dokter memberi kabar bahwa saya hamil, betapa senangnya... yang ditunggu-tunggu selama 5 bulan ini... lantas dimulailah petualangan morning sick dan hiperemesis saya. Saat itu saya kuliah semester 8, baru giat-giatnya penelitian menyelesaikan skripsi saya. Saya orang kimia jadi ketika bertempur di Lab (baca penelitian, wkwkwk) saya siapkan seluruh amunisi dari mulai google, masker, jas lab, spatu, dll, sehingga penampilan saya sedikit mirip astronout daripada mahasiswa, khawatir kandungan saya kenapa-napa, xixixi... H-2 lebaran tahun 2008 saya ingat betul saat itu baru saja keluar RS karena opname...
Pengalaman hamil yang kedua tidak jauh beda. Bolak-balik cuti dari kantor dan terpaksa `ngungsi ke tempat bapak-ibu` karena tiada yang bisa saya lakukan selain berbaring... Kasihan suami yang tetap harus pergi ke kantor dan menjaga putri pertama saya yang kala itu berusia 1,5 tahun. Selama hamil selalu kekurangan nutrisi karena mencium bau makanan saja sudah muntah apalagi memakannya, maka selalu saja ketika periksa saya harus dengan ikhlas bermalam di sana.
Bunda, adakah yang tau apa itu hiperemesis? Hiperemesis atau Hiperemesis gravidarum adalah istilah untuk muntah berlebihan pada kehamilan. Kondisi ini biasanya terjadi pada trimester pertama sebagai akibat hormon kehamilan. Saat muntah, cairan dan garam tubuh terbuang dan terjadi proses “pembongkaran” cadangan lemak. Karena itu, pasien perlu dirawat guna memulihkan metabolismenya.
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual dan 44% mengalami muntah – muntah. Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Perbandingan insidensi hiperemesis gravidarum 4 : 1000 kehamilan. (Sastrawinata, 2004)
Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira – kira 5% dari ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi selama trimester pertama dan paling mudah disebabkan oleh peningkatan jumlah HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) . Mual juga dihubungkan dengan perubahan dalam indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan. (Walsh, 2007)
Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atu defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000 kelahiran. Walaupun kebanyakan kasus hilang dan hilang seiring perjalanan waktu, satu dari setiap 1000 wanita hamil akan menjalani rawat inap. Hiperemesis gravidarum umumnya hilang dengan sendirinya (self-limiting), tetapi penyembuhan berjalan lambat dan relaps sering umum terjadi. Kondisi sering terjadi diantara wanita primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan berikutnya. (Lowdermilk, 2004) Info selengkapnya bisa di baca di sini*
Adzan ashar berkumandang, suaranya terdengar dari hp yang tergeletak begitu saja di samping saya. Astaghfirulloh... Jam 15.38,setengah sadar saya layangkan pandangan ke sekitar, ternyata ini cuman mimpi... Mimpi siang bolong karena tak terbiasa bobok siang. Baru ingat ketiduran ketika ngelonin si adek yang sedari tadi sedikit-sedikit merajuk.
Bagaimana seandainya hal itu benar-benar terjadi? Saya lihat si adek masih terlelap di samping saya. Memandang lugunya gadis kecil ini, saya jadi berfikir `siapkah ia punya adik?` Usianya kini 2 tahun 10 bulan.
`Ummi...`
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al Baqarah : 216)
*(penjelasan diambil dari artikel ilmu-asuhan-kebinanan.blogspot.jp dan gambar dari google.com)

Senin, 26 Mei 2014

i always believe in you

I could spend hours watching you. You’re so innocent, so wonderful and pure. O God I can not express my gratitude! But I’ll raise her good, ‘cause all I want is to please You. And now I pray You’ll guide her steps forever.
Ini adalah hari pertama Mutiara masuk hoikuen full day school setelah hampir 2 pekan trial yang `jatuh bangun`. Maka, jangan pernah tanyakan bagaimana perasaan saya saat ini ya? Hihi... Tak akan bisa digambarkan dengan kata-kata. Dan jangan pula tanyakan pada saya alasan menyekolahkan Mutiara sekarang (setidaknya untuk saat-saat ini, xixixi...) biarlah saya mengatur bumbu gado-gado yang sedang saya olah sehingga siap disantap nan sedap (hadeeeh...:p).
`There are many reasons i can`t explain ;)`. Yang pasti setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya... Tak terkecuali dengan saya dan suami yang dengan pilihan mantap menyekolahkan Salsabila (5 y) dan Mutiara (2y 10 m). Maka mulailah episode kesendirian saya mengisi siang hari tanpa keceriaan suami dan buah hati... (lebay mode on, ngumpet nangis di bawah bantal, huwaaa...).
Tidak selamanya kita bisa menemani buah hati, adakalanya kita harus melatih mereka untuk mandiri, pelan-pelan tapi pasti. Dan Mutiara (juga kakaknya yang lebih dulu masuk sekolah) dalam proses memahami semua itu, mesti pada awalnya menyakitkan untuknya karena harus rela `berpisah` dengan umminya yang setiap saat selalu ada untuknya, pun begitu dengan saya yang masih belajar ikhlas dan percaya padanya. Ummi dan Abi selalu berdoa semoga kelak Mutiara dan Salsa mengerti bahwa kami selalu sayang pada mereka.
Tampaknya ada yg perlu kita benahi. Tentang niat kita mendidik anak. Tentang tujuan kita menyekolahkan mereka. Tentang arah hidup kita sendiri. Juga tentang apa yg akan kita pertanggungjawabkan kelak di yaumil-akhir.... (Ust. Fauzil Adhim)
Kanazawa, 27 Mei 2014
Kau lihatkan tanah yang gersang itu kini tersiram hujan, menyebarkan bau tanah yang selalu sejuk dirasa saat pertama membuka jendela, dan taukah kau ketika daun yang menghijau mulai menghadirkan kuncup bunganya? Maka semerbak bau dan warna-warninya memikat mata dan menggerakkan kaki untuk melangkah mendekatinya. Maka, kenapa kau harus bertanya? Karena kita terus melangkah ke depan, dan hanya sesekali menengok ke belakang ;)

Minggu, 18 Mei 2014

#Sepatu Salsa

Menangislah ummi melihatnya, Ummi tidak pernah tau, mbak Salsa pun tidak pernah bilang kalau sepatu outbond yg ditinggal di sekolah dan dipakainya setiap hari ketika bermain telah rusak, tak layak pakai... Salsa tidak pernah bilang, tetap saja dipakainya sepatu itu setiap hari, di hoikuen, ketika bermain bersama teman-temannya...
"Astaghfitulloh mbak Salsa... Kenapa tidak bilang sama ummi kalau sepatunya rusak?"
"Tidak apa, Ummi, ini masih bisa dipakai kok " dan seketika ummi tau menitiklah air mata ummi...
Maafkan Ummi ya, Nak... Ummi tidak tau... Besok kita ganti dengan yang lebih baik,"
Kau anak yang baik, tidak pernah minta dan menuntut macam- macam... Selalu tau dan berusaha mengerti perasaan Ummi dan Abi... Kakak yang baik, yang selalu siap memeluk adiknya... Maafkan Ummi ya sayang...
Salsa lahir dan dibesarkan dalam masa- masa kami menapaki tangga perjuangan, di antara keringat abi dan ummi dalam menggapai cita, dalam tiap perjuangan dan tetesan air mata pencari ilmu, dibesarkan dalam kemandirian, sehingga tumbuhlah ia menjadi sosok yang kuat dan dewasa untuk anak seusianya... Trimakasih ya, Nak... Karena itulah namamu Asma', semoga setangguh dan sekuat pribadi Asma' binti Abu Bakr As-shidiq... Aamiin...
You are a miracle, a blessing from Above, my pretty girl... I'm so grateful for loving you