Kanazawa, 27 Mei 2014Kau lihatkan tanah yang gersang itu kini tersiram hujan, menyebarkan bau tanah yang selalu sejuk dirasa saat pertama membuka jendela, dan taukah kau ketika daun yang menghijau mulai menghadirkan kuncup bunganya? Maka semerbak bau dan warna-warninya memikat mata dan menggerakkan kaki untuk melangkah mendekatinya. Maka, kenapa kau harus bertanya? Karena kita terus melangkah ke depan, dan hanya sesekali menengok ke belakang ;)
Sekedar cerita dari tawa dua putri kecil kami... yang semoga bisa menginspirasi dan membangkitkan semangat untuk menjadi orang yang lebih berarti ... With luv Umminya Salsa dan Tiara :)
Senin, 26 Mei 2014
i always believe in you
I could spend hours watching you.
You’re so innocent, so wonderful and pure.
O God I can not express my gratitude!
But I’ll raise her good, ‘cause all I want is to please You.
And now I pray You’ll guide her steps forever.
Ini adalah hari pertama Mutiara masuk hoikuen full day school setelah hampir 2 pekan trial yang `jatuh bangun`. Maka, jangan pernah tanyakan bagaimana perasaan saya saat ini ya? Hihi... Tak akan bisa digambarkan dengan kata-kata. Dan jangan pula tanyakan pada saya alasan menyekolahkan Mutiara sekarang (setidaknya untuk saat-saat ini, xixixi...) biarlah saya mengatur bumbu gado-gado yang sedang saya olah sehingga siap disantap nan sedap (hadeeeh...:p).
`There are many reasons i can`t explain ;)`. Yang pasti setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya... Tak terkecuali dengan saya dan suami yang dengan pilihan mantap menyekolahkan Salsabila (5 y) dan Mutiara (2y 10 m). Maka mulailah episode kesendirian saya mengisi siang hari tanpa keceriaan suami dan buah hati... (lebay mode on, ngumpet nangis di bawah bantal, huwaaa...).
Tidak selamanya kita bisa menemani buah hati, adakalanya kita harus melatih mereka untuk mandiri, pelan-pelan tapi pasti. Dan Mutiara (juga kakaknya yang lebih dulu masuk sekolah) dalam proses memahami semua itu, mesti pada awalnya menyakitkan untuknya karena harus rela `berpisah` dengan umminya yang setiap saat selalu ada untuknya, pun begitu dengan saya yang masih belajar ikhlas dan percaya padanya. Ummi dan Abi selalu berdoa semoga kelak Mutiara dan Salsa mengerti bahwa kami selalu sayang pada mereka. Tampaknya ada yg perlu kita benahi.
Tentang niat kita mendidik anak.
Tentang tujuan kita menyekolahkan mereka.
Tentang arah hidup kita sendiri.
Juga tentang apa yg akan kita pertanggungjawabkan kelak di yaumil-akhir....
(Ust. Fauzil Adhim)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar